Jumat, 01 Agustus 2008

TIPU_TIPU BLUE ENERGY

Tipu-tipu Blue Energy PDF Cetak E-mail
Saturday, 05 July 2008

Oleh Dr.-Ing. Fahmi Amhar (Peneliti Utama Bakosurtanal)

Tanggal 24 Mei 2008 dini hari harga BBM jadi dinaikkan. Pemerintah berargumentasi ini untuk menye-lamatkan APBN (karena asumsi harga minyak mentah sudah bergeser dari 95 menjadi 110 US$/barrel), mengurangi kemiskinan (karena subsidi dialihkan dari subsidi barang ke subsidi orang), dan ini alternatif terakhir setelah harga minyak di tingkat global makin menggila.

Dan tentang alternatif: sebenarnya banyak alternatif yang telah dimuncul-kan para ahli. Namun semua opsi ini seperti tidak ditanggapi serius pemerin-tah. Pemerintah hanya fokus pada konversi minyak tanah ke elpiji (dibuk-tikan dengan membagi-bagi kompor elpiji ukuran 3 kg) dan ini yang mengherankan pada bahan bakar ajaib: “blue energy”.

Adalah Joko Suprapto, orang Nganjuk yang konon menemukan bahan bakar dari bahan baku hidrogen dan karbon, yang sama sekali tidak bersumber dari fossil. (www.presidensby.info diakses 3 Des 2007). Tanpa diminta presentasi ilmiah dulu di depan panel pakar kimia dan mesin, bahan bakar buatan Joko ini langsung diuji. Pada 25 Nov 2007, rombongan kendaraan berbahan bakar oleh SBY dinamai “Minyak Indonesia Bersatu” atau “Blue Energy” langsung diberangkatkan dari kediaman SBY di Cikeas menuju Bali untuk ikut pameran dalam rangka konferensi PBB tentang perubahan iklim (UNFCCC). Rombongan itu sampai di Bali. Ketua Tim Blue Energy yang juga staf ahli presiden Heru Lelono, menunjukkan bahwa bahan bakar itu sama dengan premium, bahkan emisinya lebih bersih? Waktu itu dijanjikan bahwa blue energy akan siap dipasarkan pada bulan April dengan harga hanya Rp. 3.000 per liter.

Banyak ilmuwan skeptis. Bahkan skeptisme itu termasuk sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang ilmuwan. Penulis sendiri termasuk yang dari awal yakin bahwa itu hanya sejenis “hoax” (tipu-tipu). Namun baiklah, kita beri kesempatan sampai April. Konon di Cikeas juga sudah ada aktivitas untuk membuat pabriknya, walaupun murni swasta. Entahlah siapa pemodalnya. Namun ini juga janggal, karena konon bahan bakunya mau ambil dari air laut saja. Padahal Cikeas jauh dari laut. Yang jelas, sejak dipamerkan di Bali, meski ada sampelnya yang diberi kode K-99 sebagai pengganti premium, dan ada juga yang sejenis untuk pengganti avtur, solar, atau minyak tanah, tetap saja misterius. Pasalnya, tidak ada penjelasan ilmiah bagaimana semua itu dibuat? Hanya dibilang prosesnya menggunakan tek-nologi matahari yang bersumber dari al-Qur'an. Apakah itu? Banyak kalangan muslim yang langsung antusias jika Qur'an dibawa-bawa dalam masalah pengembangan teknologi. Namun para ilmuwan perlu bukti. Bagaimana jika K-99 itu sebenarnya memang hanya per-tamax atau sejenisnya, lalu diklaim dibuat dari non fossil tetapi berhasil dibuat amat mirip? Tak ada cara membuktikannya kecuali menunjukkan prosesnya! Lagi pula, kalau memang ini benar, sudah diam-diam saja, langsung produksi mas-sal, pasarkan. Pasti untung besar.

Kini kita semua menyaksikan, sudah bulan Juni, blue Energy tidak pernah muncul. Yang ada adalah Joko Suprapto sempat diberitakan raib (diculik?), meskipun lalu muncul lagi. Memang pernah ada film Hollywood yang mence-ritakan seorang profesor penemu bahan bakar pengganti minyak, yang diculik komplotan yang tidak ingat dominasi perusahaan minyak dunia goyah. Tapi itu kan fiksi. Rupanya penemuan Joko ini fiksi juga. Kini lebih banyak lagi yang terungkap. Rupanya Joko Suprapto ini pernah datang ke UGM untuk minta pengakuan atas “penemuannya” berupa lemari misterius penghasil listrik. Namun karena tidak mau membuka bagaimana proses listrik itu terjadi, oleh rektor UGM kala itu disindir sebagai “Pembangkit Listrik Tenaga Jin” (www.detik.com).

Banyak orang mulai khawatir: di lingkar pertama SBY ada orang-orang yang gampang ditipu! Bagaimana kalau kebijakan penaikan harga BBM sendiri penuh dengan tipu-tipu? Apalagi analisis ekonomi energi dan APBN jauh lebih rumit daripada soal kimia-fisika blue energy.

Hukum Termodinamika-2

Di fisika dikenal hukum kekekalan massa-energi. Sifat kekal ini bukan seperti kekekalan Allah SWT. Ini hanya sifat kekal yang diamati dalam reaksi di suatu sistem (lab).

Hukum termodinamika-2 sudah teruji. Sebenarnya cukup satu experimen saja bila valid untuk menggugurkan hukum ini. Yaitu menghasilkan mesin dengan efisiensi lebih dari 100 persen! Semua mesin adalah mengkonversi energi. Mesin mobil mengkonversi energi kimia dalam BBM ke energi mekanis. Generator PLN mengkonversi energi kimia (pada PLTU) atau mekanis (pada PLTA) ke energi listrik. Efisiensi mesin-mesin ini hanya berkisar dari 30% - 70%. Banyak energi terbuang oleh gesekan menjadi energi panas yang tidak bisa dimanfaatkan. Energi buangan ini menambah entropi mesin, yakni mesin akan aus dan lambat laun rusak.

Jika ada mesin dengan efisiensi lebih dari 100%, artinya kita mendapatkan energi yang lebih banyak daripada yang dimasukkan. Jika ada mesin dengan efisiensi 200% saja, maka seluruh persoalan energi di dunia selesai. Mesin itu akan berfungsi tanpa henti (perpetuum mobile). Tapi yang seperti ini tidak pernah ada.

Semua riset yang ada saat ini hanyalah meningkatkan efisiensi konversi energi. Popularitas mobil terjadi karena ada bahan bakar minyak yang praktis, mudah dibawa dan kandungan energinya cukup tinggi (pada minyak mentah: 42100 KJoule/kg). Sebagai perbandingan, pada accu mobil canggih yang hanya seberat 10 kg, daya simpan energi (12V/60Ah), hanya setara dengan 260 KJoule/kg.

Andaikata sumber energi primer sudah terselesaikan dengan energi nuklir atau energi terbarukan (panas bumi, surya, angin, atau ombak), maka masalah utama sistem transportasi jalan raya adalah menyimpan energi itu agar dapat mudah dibawa, syukur-syukur tanpa memodifikasi apapun pada mesin.

Substansi air tak akan pernah menjadi sumber energi. Tetapi air mungkin menjadi penyimpan energi sangat padat (minimal 120067 KJoule/kg = 3 x minyak). Air dapat dipisahkan kembali (elektrolisis) ke unsur-unsur asalnya yaitu hidrogen dan oksigen. Ketika hidrogen dipertemukan kembali dengan oksigen, tentu akan muncul reaksi yang menge-luarkan energi (eksotermis) dan hasil reaksi itu kembali air. Proses ini biasa dipakai dalam peluncuran roket ke luar angkasa. Namun dalam proses ini, energi endotermis pasti lebih besar dari eksotermisnya. Dengan kata lain tidak mungkin membuat bahan bakar dari air![red/www.suara-islam.com]


suara islam online

BIS SEPERTI APA YANG KAMU TUNGGU ??

Bis Seperti Apa Yang Kamu Tunggu?

Karya : Hartanti Suhar

tentang-pernikahan.com - Cinta itu sama seperti orang yang menunggu bis ketika akan berangkat pagi hari ke tempat kerja.

Sebuah bis datang, dan kamu bilang, "Wah.. terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh! Aku tunggu bis berikutnya aja deh."

Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.."

Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja.

Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi.

Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor.

Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju! Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama.

Moral dari cerita ini :
sering kali seseorang menunggu orang yang benar-benar 'ideal' untuk menjadi pasangan hidupnya. Padahal tidak ada orang yang 100% memenuhi keidealan kita. Dan kamu pun sekali-kali tidak akan pernah bisa menjadi 100% sesuai keinginan dia.

Tidak ada salahnya memiliki 'persyaratan' untuk 'calon', tapi tidak ada salahnya juga memberi kesempatan kepada yang berhenti di depan kita.

Tentunya dengan jurusan yang sama seperti yang kita tuju.
Apabila ternyata memang tidak cocok, apa boleh buat...
tapi kamu masih bisa berteriak 'Kiri'! dan keluar dengan sopan.

Maka memberi kesempatan pada yang berhenti di depanmu, semuanya bergantung pada keputusanmu. Daripada kita harus jalan kaki sendiri menuju kantormu, dalam arti menjalani hidup ini tanpa kehadiran orang yang dikasihi.

Cerita ini juga berarti, kalau kebetulan kamu menemukan bis yang kamu sukai dan bisa kamu percayai, dan tentunya sejurusan dengan tujuanmu, kamu dapat berusaha sebisamu untuk menghentikan bis tersebut di depanmu, agar dia dapat memberi kesempatan kepadamu untuk masuk ke dalamnya. Karena menemukan yang seperti itu adalah suatu berkah yang sangat berharga dan sangat berarti. Bagimu sendiri, dan bagi dia.

Lalu bis seperti apa yang kamu tunggu?

Surat Rasulullah kepada Yahudi Khaibar

Tabloid Suara Islam EDISI 43, Tanggal 2 - 15 Mei 2008 M/25 Rabiul Akhir - 9 Jumadil Awal 1429 H

Di dalam kitab Majmu'ah al Watsaaiq as Siyasiyyah lil Ahdi an Nabawi wal Khilafah ar Rasyidah (Kumpulan Surat-surat Nabi dan para Khulafaur Rasyidin) terdapat surat beliau SAW yang ditujukan kepada Yahudi Khaibar.

Sebagaimana kita ketahui, Yahudi Khaibar adalah satu di antara empat komunitas etnis Yahudi yang tinggal di sekitar kota Madinah dan yang paling jauh dari kota Nabi tersebut. Tiga etnis sebelumnya yang tinggal paling dekat dengan komunitas kaum muslimin di sekitar Madinah telah mendapatkan hukuman dari baginda Rasulullah SAW atas pengkhianatan mereka, yakni Yahudi Bani Qainuqa dan Bani Nadlir yang diusir oleh Rasulullah SAW dan Bani Quraidhah yang dihukum mati secara massal atas pengkhianatan mereka dalam perang Ahzab, berdasarkan keputusan hakim Sa'ad bin Muadz, sekutu mereka di masa jahiliyah. Yahudi Khaibar yang melaku-kan manuver hendak mengajak Quraisy melakukan serangan mendadak pasca perang Ahzab ternyata didahului oleh Rasulullah SAW dengan perjanjian gencatan senjata selama 10 tahun yang terkenal dengan Perjanjian Hudaibiyah bersama Quraisy. Sehingga Rasulullah SAW dengan mudah membawa pasukan menaklukkan Khaibar segera setelah Perjanjian Hudaibiyah.

Surat Rasulullah SAW kepada Yahudi Khaibar itu sebagai berikut:

Bismillahirrahmanirrahim

Dari Muhammad, Rasulullah, saha-bat Musa, dan saudaranya yang mempercayai apa yang telah diturunkan kepadanya.

Perhatikanlah sesungguhnya Allah SWT telah berfirman kepada kali-an:”Wahai Ahli Taurat, sesungguhnya kalian telah menemukan hal ini di dalam kitab suci kalian Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya. Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan menger-jakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar (QS. Al Fath 29)..

Aku membacakannya kepada kalian atas nama Allah, dan atas apa yang telah diturunkan kepada kalian. Dan aku membacakannya kepada kalian atas nama Zat yang telah memberi makan kepada leluhur kalian berupa manna dan salwa. Dan aku membacakannya kepada kalian atas nama Zat yang telah membelah lautan untuk bapak-bapak kalian, hingga Allah menyelamatkan kalian dari Fir'aun dan balatentaranya. Akan tetapi beritahukanlah kepadaku, apakah kalian mendapati di dalam kitab yang telah diturunkan Allah kepada kalian, suatu perintah agar kalian beriman kepada Muhammad? Jika kalian tidak mendapatinya di dalam kitab kalian, maka sesungguhnya tidak ada paksaan bagi kalian. Sesungguhnya telah jelas antara jalan yang benar dari jalan yang sesat. Dan aku menyeru kalian (beriman) kepada Allah dan kepada nabi-Nya.

Surat baginda Rasulullah SAW ter-sebut, sekalipun singkat, namun padat berisi. Pelajaran yang bisa kita ambil darinya antara lain sebagai berikut:

Pertama, Rasulullah SAW, menyebut diri beliau sebagai rasul utusan Allah, bukan surat pribadi beliau, juga sebagai sahabat dan saudara Musa, utusan Allah yang diutus kepada kaum Yahudi. Ini merupakan teknik pendekatan yang ma-nis untuk menghilangkan gap psikologis.

Kedua, Rasulullah SAW menyam-paikan wahyu Al Quran yang beliau terima yang menjelaskan perihal beliau yang sudah pernah dimuat dalam Kitab Suci Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, yakni kitab suci kaum Yahudi. Ini juga cara pendekatan yang manis seka-ligus argumentasi yang kuat, bahwa kerasulan beliau SAW sudah disebut-sebut dalam kita suci yang diyakini kaum Yahudi, sehingga menjadi aneh dan tidak masuk akal kalau kaum Yahudi menolak-nya. Oleh karena itu, dalam suatu ayat Allah SWT menyatakan agar kaum Yahudi janganlah menjadi orang yang pertama-tama kafir kepada Rasulullah SAW.

Ketiga, Rasulullah beliau me-nyampaikan surat dakwah kepada kaum Yahudi tersebut dengan menyinggung-nyinggung bahwa itu atas nama Zat yang telah memberikan makanan manna wa salwa serta menyelamatkan lelu-hur mereka dari pasukan Fir'aun dengan membelah laut. Ini juga teknik argumentasi historis, bah-wa sebenarnya mereka lebih layak menerima dakwah tersebut dari-pada kaum yang lain karena ada akar historis antara kitab suci yang dibawa Muhammad SAW dengan kita suci mereka, dan keberadaan Muhammad SAW dengan Nabi Musa dan leluhur mereka.

Keempat, namun Rasulullah SAW tetap menghormati mereka sebagai manusia yang merdeka agar mengambil keputusan sendiri setelah berbagai argu-mentasi diberikan. Karena telah jelas nyata perbedaan antara yang haq dan yang batil. Rasulullah SAW tidak memak-sa mereka mengimani Allah dan Rasul-Nya, sekalipun Rasulullah telah menak-lukkan Khaibar dan menerapkan hukum syariah kepada seluruh penduduk Khai-bar.

Kelima, perlu digaris bawahi bahwa surat dakwah Rasulullah SAW yang merupakan diplomasi luhur tersebut menjadi sangat signifikan lantaran didu-kung oleh kekuatan politik negara yang dipimpin oleh Rasulullah SAW, yang sudah sejajar dengan negara Quraisy, membuat mundur pasukan sekutu (Ahzab), dan berhasil mengatasi perma-inan politik Kaum Yahudi lainnya. Dip-lomasi politik tidak pernah efektif jika tidak didukung oleh kekuatan militer dan ekonomi.

Oleh karena itu, jika hari ini umat Islam punya cita-cita untuk menyampai-kan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, umat ini harus bersungguh-sungguh memhimpun kekuatan politik untuk mendapatkan otoritas yang mengu-asai ekonomi dan militer dan menge-lolanya sesuai dengan aturan Allah SWT dan contoh teladan dari baginda Rasulul-lah SAW. Wallahua'lam![muhammad al khaththath/www.suara-islam.com]

Seruan Khilafah Di Palestina

Seruan Khilafah menggemparkan wilayah Gaza, Palestina, pada Kamis (31/07). Di daerah yang dikuasai Hamas ini ribuan kaum Muslim dari Hizbut Tahrir Palestina berjalan dengan baris rapi menyerukan penegakkan Khilafah. Acara tersebut sebagai bagian dari agenda global memperingati Keruntuhan Khilafah pada 28 Rajab 1342 H. Bendera liwa dan rayah Rasulullah Saw. berkibar. Beberapa spanduk bertuliskan "Al-Khilafah AlKhilafah Ayuhal Muslimun..." menghiasi acara tersebut.

Kibaran bendera Rasulullah Saw., liwa (putih) dan rayah (hitam) menunjukkan kaum Muslim di Palestina tidak menghendaki nasionalisme yang memisahkan Palestina dengan negeri-negeri Muslim lainnya. Namun mereka hanya mengingkan Khilafah tegak sehingga ia menjadi tempat kemulian dan tempat membebaskan negeri Palestina tersebut.


Selain kibaran bendera yang bertuliskan 'laa ilaaha illallah muhammad rasulullah', beberapa spanduk dibentang oleh para aktivis gerakan ini. Tampak diantaranya tertulis sebuah seruan sebagai tema dalam acara tersebut, "Al-Khilafah Al-Khilafah, wahai kaum Muslim, ia kewajiban dari Tuhan kalian, tempat kemuliaan kalian, tempat mengalahkan musuh-musuh kalian, tempat membebaskan negeri kalian serta mercu suar kebaikdan dan keadilan ke penjuru dunia". Beberapa spanduk lainnya tertulis, "Negara yang satu, Umat yang satu" dan "Al-Khilafah Janji dan Kewajiban".

Sementara itu pada hari yang sama, sebuah acara yang juga digelar oleh Hizbut Tahrir Palestina di Bethlehem akhirnya terpaksa dibatalkan setelah pihak Otoritas Sekular Palestina menutup kota dan mencegah para anggota dan pendukung gerakan ini masuk ke kota tersebut. Mereka harus diperiksa sebelum masuk ke kota itu. Para aktivis yang berada di kota Bethlehem sendiri tidak bisa bergerak sedikitpun secara leluasa. Pihak otoritas Sekular yang dikuasai Fatah ini benar-benar takut dengan gaung Khilafah menggoncang bumi tersebut.

Pihak otoritas sekular Palestina juga menangkap para pendukung Hizbut Tahrir di Jenin sekitar pagi hari waktu setempat. Di Tepi Barat (West Bank), sebuah konferensi akan digelar di Jenin. Tetapi beberapa pihak yang ketakutan dengan seruan Khilafah berupaya menggagalkan acara tersebut.

Beberapa sumber menyebutkan Otoritas Sekular Palestina telah menutup Jenin seperti area militer. Beberapa pemeriksaan dilakukan di Jenin, Nablus dan Tulkarim. Orang-orang dicegah untuk masuk ke Jenin. Mereka baru boleh masuk setelah mengecek kartu identitas.

Dilaporkan juga bahwa Pihak Otoritas Palestina seperti kebakaran jenggot dengan agenda Seruan Khilafah yang digelar oleh Hizbut Tahrir ini. Mereka telah memperingatkan Bus dan taksi dari membawa para penumpang syabab (pemuda) HT.

Sebuah Masjid besar di Jenin pun menjadi tempar pengepungan. Mereka menutup arena yang diduga akan digelar konferensi di tempat tersebut. Sekitar 50 para aktivis Hizbut Tahrir pergi ke tempat dari siapa yang dapat dijangkau. Kelima puluh aktivis ini tidak dapat tinggal di tempatnya, sehingga mereka pergi ke pasar dan memulai takbir.

Pihak otoritas sekular Palestina telah menyerang mereka dan mencegah mereka. Sekitar 10 aktivis dari gerakan yang lahir di bumi al-Quds ini ditangkap. Sebelumnya, sekitar 20 anggota dari gerakan ini ditangkap di Hebron pada saat para Muslimah Hizbut Tahrir menggelar seruan Khilafah. [pd/sycom/www.suara-islam.com]

Kamis, 31 Juli 2008

Jangan Telat Menikah !!!

Jangan Telat Menikah!


Telat menikah, apalagi bila terjadi pada wanita, menimbulkan banyak pertanyaan dan penafsiran. Namun, fenomena ini, belakangan justru cenderung meningkat. Lebih disayangkan lagi, sering alasan penundaan nikah itu tidak prinsipil. Sehingga, banyak orang secara sadar atau tidak telah menjerumuskan diri atau putra-putrinya dalam kesulitan yang dibuatnya sendiri. Tulisan ini memberikan motivasi dan saran bagi kita, agar tidak telat memasuki ibadah yang merupakan separo agama, tetapi dari satu sisi juga menyenangkan.

Dalam tulisan ringkas ini, kami membahas tentang semakin tersebarnya fenomena perawan tua di masyarakat kita; apa faktor-faktor penyebabnya, penjelasannya, dan solusi yang tepat untuk mengatasinya.

Seraya memohon pertolongan dan taufik kepada Allah.

Pernikahan adalah salah satu tanda kekuasaan Allah Ta'ala dan karunia-Nya, sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah di dalam Al-Qur'an surah Ar-Rum ayat 21, yang artinya:

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."

Pernikahan merupakan jalan yang benar untuk memperbanyak jenis manusia dan agar jenis manusia ini tetap ada sampai datangnya tiupan sangka­kala pertama kali kelak, pada Hari Kiamat. Sebab, dari pernikahan tersebut akan terjadi kelahiran dan keturunan, beberapa keluarga menjadi akrab, dan beberapa suku menjalin hubungan yang dekat.

Allah Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'am surah Al-Hujurat ayat 13, yang artinya:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-Iaki dan seorang perempuan serta menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara karnu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al­-Hujurat [49]: 13)

Jika melihat kondisi masyarakat kita maupun beberapa masyarakat lain, kita akan melihat adanya banyak perawan tua atau wanita yang hidup menjanda. Penyebabnya, pertama memang telah ditakdirkan oleh Allah untuk kita, dan kedua karena faktor kita sendiri.

Namun, persoalan ini, tampaknya jauh lebih besar dan lebih luas daripada itu. Orang yang memperhatikan kondisi masyarakat dan perubahan-perubahannya di masa sekarang, akan merasakan banyak hal yang luar biasa dan akan mengetahui berbagai persoalan yang mengkhawatirkan. Masalah-masalah dan kendala-kendala yang kita temui ini berpangkal dari kesalahan persepsi dan guncangan pemikiran di dalam masyarakat. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kondisi ini muncul lantaran kelemahan akidah dan kesalahan penerapan syariat, yaitu kekhawatiran-kekhawatiran terhadap masa depan dan rasa takut yang tidak beralasan. Faktor lain yang masih terkait dengan rasa takut di sini adalah mental masyarakat yang mengandalkan ijazah dan ketergantungan kepada pekerjaan­-pekerjaan tetap, serta kesibukan dalam jenjang akademik, sehingga banyak or­ang yang ketinggalan kereta pernikahan; kemudian para orang tua pun ikut-ikutan merasakan kekhawatiran ini. Kerelaan masyarakat menerima sikap yang seperti ini juga menegaskan terjadinya kesalahan dalam persepsi, terbaliknya timbangan pemikiran, dan goyahnya keyakinan kepada Allah, serta lemahnya pandangan yang rasional.

Perhatikanlah Al-Qur'an surah An-Nur ayat 32, yang artinya:
Jika mereka miskin, Allah akan menjadikan mereka kaya dengan karunia-Nya." (An-Nur[24] : 32)

Perhatikan pula Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 286, yang artinya:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya ... " (Al-­Baqarah[2]: 286)

Selanjutnya Al-Qur'an surah At-Thalaq ayat 7, yang artinya:
" ... Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Al­lah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesem­pitan." (At-Thalaq [65]: 7)

Standard berpikir telah berubah. Masa depan adalah materi, perencanaan adalah materi, syariat hidup dan pernikahan masa depan dibangun di atas landasan materi. Seperti halnya materi, pekerjaan, ijazah, gaji, dan kedudukan pun merupakan komoditas yang laris, sama saja apakah itu bagi pemuda atau keluarganya serta bagi gadis atau keluarganya, kecuali yang dirahmati oleh Rabbi. Informasi-informasi dan perilaku-­perilaku yang diserap oleh masyarakat dan pemuda melalui berbagai tulisan, novel, surat kabar, dan radio, secara langsung atau tidak langsung telah memberikan pengaruh nyata terhadap rusaknya pandangan masyarakat mengenai kehidupan. Informasi-­informasi dan pandangan-pandangan yang beragam ini telah membalikkan pemahaman, merusak karakter, serta menjadikan hubungan-hubungan dan ikatan-ikatan antar manusia semata-mata berdasarkan keuntungan-keuntungan pribadi dan materi semata, ketika manusia telah mengalami kemunduran dan menggunakan standard-standard ini sebagai penentu hubungan­-hubungan di antara mereka.

Zaman telah rusak, bukti penalaran telah hilang, hukum agama telah diabaikan, dan masyarakat rnerendah­kan orang lain lantaran kemiskinannya. Perhatikanlah Al-Qur'an At-Thalaq ayat 7, yang artinya:

" Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya ... " (At-Thalaq [65]: 7)

Hendaknya, seseorang menikah dengan orang-orang yang utama dan shalih, agar ia tidak diuji dengan hubungan perbesanan dan keturunan yang memiliki tuntutan-tuntutan yang melampaui batas yang ma'ruf, sehingga mereka akan membebaninya dengan berbagai kesulitan dalam hidup dan menambah berat urusannya. Kenapa demikian, wahai manusia?

Sesungguhnya, ketampanan akhlak itu lebih kekal daripada ketampanan fisik. Kekayaan hati lebih didahulukan daripada kekayaan harta. Pertimbangan paling utama untuk menilai kebaikan seseorang adalah dengan sifat-sifatnya yang berbudi, bukan dengan perhiasan badan dan banyaknya harta benda.

Sa'id bin Musayab Rohimahullah pernah ditanya mengenai hadits (Sebaik-baik wanita adalah yang paling ringan maharnya): "Bagaimana seorang wanita yang baik, justru maharnya murah??"
Maka, Sa'id berkata: "Hai, kamu! Pikirkanlah apa yang baru kau katakan! Apakah mereka itu sedang menawar binatang yang tidak berpikir? Apakah kamu menganggapnya sebagai barang dagangan yang dibeli oleh suaminya dengan harga lebih mahal daripada yang dibayarkan oleh orang lain?"

Allah Ta'ala berfirman dalam An-Nisa' ayat 1, yang artinya:
" Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya ... " (An-Nisa’ [4] : 1)

Pernikahan adalah dilakukan antara seorang manusia dengan manusia, seorang pria dan seorang wanita. Pernikahan bukanlah barang dagangan yang harus diganti dengan barang dagangan lagi.

Adapun orang-orang bodoh, maka mereka itu menjadikan kecantikan atau ketampanan, kedudukan, harta, dan sta­tus sebagai harga mati, agar "harga pasaran" mereka naik. Menurut Anda, mereka itukah manusia-manusia pilihan, ataukah manusia-manusia yang buruk?

Hubungan wanita dengan seorang pria, adalah hubungan antara satu jiwa dengan satu jiwa yang setara, bukan hubungan antara barang dagangan dengan pedagangnya. Standard kaum pria tidak bisa diukur dengan harta, tetapi mahar itu dinilai dengan perilaku. Seorang pria atau wanita yang cantik dan berkedudukan, tetapi sedikit agama dan akhlaknya, maka banyaknya harta tidak berguna baginya.

Tidakkah Anda tahu bahwa bagi seorang pengecut,
adanya seratus pedang
tidak akan berguna sama sekali
untuk menutupi kelemahan dan kepengecutannya?

Banyaknya harta dan standard-stan­dard materi, tidak bisa menutupi kegagalan, sifat buruk, dan perilaku jahat suami dan isteri, sekalipun harta benda tersebut berupa emas dan perak dalam dalam jumlah besar.
Sesungguhnya, prosentase talak dan perceraian di masa sekarang sangatlah besar.

Dalam wasiat Ibnu Jinni kepada putera-puteranya, disebutkan :
"Anak-anakku, jangan menjadikan kecantikan wanita dan mulianya keturunan searang wanita sebagai alasan untuk meminangnya, sesungguhnya pria yang menikahi wanita terhormat itu akan menjadi pijakan kemuliaannya; kecantikan di waktu muda, akan hilang oleh usia; sedangkan sifat harta benda adalah gampang datang dan gampang pergi; maka tinggal agama saja yang tersisa; oleh sebab itu, carilah wanita-­wanita yang beragama, niscaya kamu diberkati" .

Para bijak mengatakan: "Tergesa-gesa itu terpuji dalam lima hal,
sudah mendapat pasangan yang setara, menguburkan mayit, mengunjungi or­ang sakit, melaksanakan shalat apabila telah datang waktunya, dan menyuguh­kan makanan bagi tamu apabila ia mampir".

Tertundanya pernikahan seorang gadis akan menimbulkan banyak pertanyaan dan penafsiran, bahkan dianggap sebagai suatu aib. Meskipun demikian, pada tahun-tahun terakhir ini telah muncul fenomena bertambahnya rata-rata usia pernikahan seorang pria maupun wanita dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Penundaan usia pernikahan ini disebabkan oleh semakin diminatinya pendidikan tinggi di universitas-universitas di dunia Islam.

Orang yang memperhatikan kondisi masyarakat secara umum akan menjumpai bahwa seorang pria bisa menikahi seorang wanita dalam usia berapapun. Kesempatannya untuk memilih pasangan yang sesuai akan bertambah, apabila tingkat pendidikan, ekonominya, dan status sosialnya semakin tinggi, apalagi jika ia seorang yang memiliki popularitas dan lingkungan sosial yang populer pula.

Allah Ta’ala berfirman dalam Ar-Rum ayat 21, yang artinya:
" Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang ... " (Ar- Rum [30] : 21)

Adapun wanita, justru sebaliknya. Semakin tinggi tingkat pendidikannya, maka semakin sedikitlah kesempatan­nya untuk menikah, kecuali bila ia telah menikah sejak sebelum menyelesaikan studinya dan sebelum menerima ijazah.

Tetapi, jika ia tidak juga menikah sampai memperoleh gelar sarjana dari perguruan tinggi atau yang setara dengannya atau lebih tinggi lagi, maka kesempatannya untuk menikah lebih kecil dibandingkan gadis yang tidak mengenyam pendidikan tinggi seperti ini.

Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
"Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kamu yang telah mampu menikah, hendaklah menikah; karena sesungguhnya pernikahan itu lebih menahan pandangan dan lebih menjaga kemaluan; dan barangsiapa yang tidak mampu menikah, hendaklah berpuasa, karena puasa itu menjadi peredam nafsu baginya".

Seruan hadits ini bagi para pemuda bisa dipahami sebagai anjuran untuk menikah secara dini, baik bagi para pemuda maupun bagi para gadis.

Agama Islam menghargai pernikah­an dengan penghargaan yang tinggi, dan menganjurkan dilaksanakannya per­nikahan, selama ada kemungkinannya untuk itu. Pernikahan merupakan keharusan, karena ia memberikan perlindungan dan penjagaan bagi pemuda muslim, khususnya dalam situasi banyaknya godaan. Selain itu, pernikahan bisa mewujudkan ketenang­an dan ketentraman, sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Kitab-Nya yang mulia (Ar-Rum: 21), yang artinya:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenisrnu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu -rasa kasih dan sayang ... " (Ar-Rum [30]: 21)

Keluarga adalah sel pertama untuk membangun masyarakat yang shalih dan beriman, apabila keluarga ini dibangun di atas pondasi-pondasi yang benar, pendidikan yang baik, dan sikap saling memahami antara suami dan isteri.

Bukhari, Muslim dan lain-lain meriwayatkan, dari Abu Hurairah Rodhiallahu ‘anhu, dari Nabi Sholallahu ‘alaihi wasallam yang bersabda:
"Seorang wanita dinikahi karena empat hal, yaitu: karena hartanya, karena keturunan-nya karena kecantikannya, dan karena agamanya, maka carilah wanita-wanita yang beragama, niscaya kamu beruntung”.

Pada asalnya, kata taribat yadaka berarti: "Niscaya tanganmu tertempel debu, karena kemiskinan". Tapi yang dimaksudkan di sini adalah, "jika kamu tidak memilih wanita yang beragama, kamu pasti merugi". Wanita beragama adalah wanita shalihah yang berbudi mulia. Maka, seyogyanya, yang dijadikan tujuan pria yang rneminang adalah mencari wanita yang beragama. Tidak ada kebaikan yang terkandung dalam diri seorang wanita yang berharta atau cantik jelita, tetapi ia tidak beragama.

Wanita cantik jelita yang tidak beragama, adalah wanita yang tertipu. Wanita yang kaya raya tanpa memiliki agama akan menjadi wanita yang melampaui batas. Wanita yang terhormat tanpa memiliki agama, akan menjadi wanita yang sombong.

Adapun wanita yang beragama, maka ia seorang wanita yang patuh kepada suaminya, sekalipun ia seorang wanita yang cantik jelita, kaya raya, berkedudukan dan dari keturunan or­ang yang terhormat. Sifat-sifat seperti ini tidak hanya berlaku bagi wanita saja, tetapi juga berlaku bagi pria.

Wanita yang dipinang hendaknya tidak tertipu oleh ketampanan wajah seorang pria, kekayaannya, atau keturunan dan kedudukannya yang terhormat, tetapi hendaklah ia mencari pria yang beragama terlebih dahulu. Jika seorang pria memiliki agama dan keshalihan, maka ia telah memiliki persyaratan pal­ing penting untuk menjadi pasangan hidupnya, kemudian sifat-sifat lain setelah terpenuhinya persyaratan agama ini menjadi pertimbangan yang lebih kecil. Seorang pria beragama akan melindungi dan menjaga isterinya, mempergaulinya secara baik dan patut, dan bersabar terhadap segala kekurangannya -dan ini yang paling penting-. Jika pria shalih ini mencintai isterinya, maka ia akan memuliakannya, dan jika tidak menyukainya, ia tidak akan mezhaliminya. Jika si isteri tidak menyukai suaminya ini, maka sang suami tidak akan menahannya karena hendak menyusahkan isterinya, tetapi ia melepaskan isterinya dengan cara baik-baik.

Sesungguhnya, kehidupan berumah tangga itu penuh dengan kesulitan dan tanggung jawab, kondisi-kondisi yang dialaminya mudah sekali untuk berubah. Jika rumah tangga ini dibangun dengan landasan ambisi harta, kemudian harta kekayaan menjadi ludes, apakah yang akan terjadi?

Jika rumah tangga itu dibangun di atas landasan kecantikan atau kedudukan, kemudian terjadi perubahan keadaan, maka apakah pula yang akan terjadi?! Tidak diragukan lagi, pasti terjadi perubahan radikal dalam kehidupan rumah tangga dan menyalalah api konflik; karena rumah tangga tersebut tidak dibangun di atas pondasi yang kokoh, melainkan berdasarkan hawa nafsu individu yang tidak berakar dan berpondasi kuat.

Adapun apabila rumah tangga itu dibangun di atas landasan perhatian terhadap aspek agama, maka sesungguhnya agama adalah keyakinan kokoh yang tertancap kuat di hati seorang muslim (atau seorang yang beragama), di atasnya ia membangun perilaku-perilaku dan ucapan-ucapannya, darinya ia beragama), di atasnya ia membangun perilaku-perilaku dan ucapan-­ucapannya, darinya ia bertolak dalam memperlakukan orang lain, Tentu bisa dimengerti, bahwa seorang muslim yang taat dalam beragama -baik ia seorang pria maupun wanita- pasti akan bersyukur kepada Allah dalam keadaan lapang, bersabar ketika menghadapi kesulitan, menyikapi keadaan dengan iman dan kesabaran, serta akan bekerja sama dengan pasangan hidupnya dengan kesetiaan dan pengorbanan,

Berdasarkan keterangan di muka, bisa disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan menyebarnya fenomena perawan tua di masyarakat kita adalah hal-hal berikut:

1. Tingginya mahar dan ketidak­mampuan pemuda untuk memikul beban pernikahan

2. Menunda nikah, dikarenakan ingin menuntaskan studi.

3. Penolakan wanita untuk menikah dengan pria yang telah beristeri.

4. Penetapan syarat-syarat yang memberatkan, oleh pihak isteri atau oleh pihak suami.

Adapun cara-cara untuk memecah­kan persoalan ini adalah sebagai berikut:

1. Seyogyanya, keluarga wanita mencarikan pria yang cocok, yang bisa membahagiakan puteri mereka dan jangan melihat kepada tingginya mahar, akan tetapi hendaklah mencarikan pria yang beragama dan berakhlak baik; yang bisa memelihara agama puteri mereka serta melindungi dan membahagiakannya.

2. Hendaklah seorang wanita tidak menolak untuk menikah dengan alasan ingin melanjutkan studi, sampai menggerogoti usianya dan sampai pada usia tua, sehingga ia menjadi perawan tua dan tidak mendapatkan pria yang mau meni­kahinya. Namun, ia bisa membuat kesepakatan dengan suami untuk melanjutkan studinya setelah menikah. InsyaAllah, ini mudah diatur, dan segala puji hanya milik Allah.

3. Janganlah seorang wanita melihat bahwa laki-laki yang datang meminangnya bila sudah beristeri tidak akan cocok untuk dirinya dan tidak akan mampu Untuk membaha­giakannya. Banyak sekali wanita yang menolak lamaran seorang pria beristeri, kemudian ia menghabiskan usianya tanpa ada seorang pun yang datang untuk menikahinya. Agama Is­lam yang hanif (lurus) ini dan sunah Nabi telah membolehkan seorang pria muslim untuk memiliki isteri hingga empat orang, dengan syarat, hendak­lah laki-laki tersebut berbuat adil terhadap isteri-isterinya.

Sumber: Jangan Telat Menikah (Terjemahan dari Al-'Unuusah wa 'z-Zawaaj, Penulis Riyadh Al-Muhaisin)

Bersyukurlah

Bersyukurlah


Bersyukurlah karena engkau tidak memiliki semua yang diinginkan
Jika engkau memiliki semuanya, apa lagi yang hendak kau dicari?
Bersyukurlah atas masa-masa sulit yang engkau hadapi
Karena selama itulah engkau tumbuh menjadi dewasa
Bersyukurlah atas keterbatasan yang engkau miliki
karena hal itu akan membangun kekuatan karaktermu
Bersyukurlah atas setiap tantangan baru
Karena hal itu akan memberimu pelajaran yang sangat berharga
Bersyukurlah ketika engkau telah lelah dan tak berdaya
Karena berarti engkau telah membuat perbedaan
Apakah mudah untuk bersyukur atas hal-hal yang baik
Kehidupan yang bermakna adalah bagi mereka yang juga bersyukur atas kesulitan yang dihadapi
Rasa syukur bisa mengubah hal negative menjadi positif
B
erusahalah bersyukur atas kesulitan yang engkau hadapi sehingga kesulitan itu akan menjadi berkah bagi dirimu.