Jumat, 01 Agustus 2008

Surat Rasulullah kepada Yahudi Khaibar

Tabloid Suara Islam EDISI 43, Tanggal 2 - 15 Mei 2008 M/25 Rabiul Akhir - 9 Jumadil Awal 1429 H

Di dalam kitab Majmu'ah al Watsaaiq as Siyasiyyah lil Ahdi an Nabawi wal Khilafah ar Rasyidah (Kumpulan Surat-surat Nabi dan para Khulafaur Rasyidin) terdapat surat beliau SAW yang ditujukan kepada Yahudi Khaibar.

Sebagaimana kita ketahui, Yahudi Khaibar adalah satu di antara empat komunitas etnis Yahudi yang tinggal di sekitar kota Madinah dan yang paling jauh dari kota Nabi tersebut. Tiga etnis sebelumnya yang tinggal paling dekat dengan komunitas kaum muslimin di sekitar Madinah telah mendapatkan hukuman dari baginda Rasulullah SAW atas pengkhianatan mereka, yakni Yahudi Bani Qainuqa dan Bani Nadlir yang diusir oleh Rasulullah SAW dan Bani Quraidhah yang dihukum mati secara massal atas pengkhianatan mereka dalam perang Ahzab, berdasarkan keputusan hakim Sa'ad bin Muadz, sekutu mereka di masa jahiliyah. Yahudi Khaibar yang melaku-kan manuver hendak mengajak Quraisy melakukan serangan mendadak pasca perang Ahzab ternyata didahului oleh Rasulullah SAW dengan perjanjian gencatan senjata selama 10 tahun yang terkenal dengan Perjanjian Hudaibiyah bersama Quraisy. Sehingga Rasulullah SAW dengan mudah membawa pasukan menaklukkan Khaibar segera setelah Perjanjian Hudaibiyah.

Surat Rasulullah SAW kepada Yahudi Khaibar itu sebagai berikut:

Bismillahirrahmanirrahim

Dari Muhammad, Rasulullah, saha-bat Musa, dan saudaranya yang mempercayai apa yang telah diturunkan kepadanya.

Perhatikanlah sesungguhnya Allah SWT telah berfirman kepada kali-an:”Wahai Ahli Taurat, sesungguhnya kalian telah menemukan hal ini di dalam kitab suci kalian Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya. Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan menger-jakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar (QS. Al Fath 29)..

Aku membacakannya kepada kalian atas nama Allah, dan atas apa yang telah diturunkan kepada kalian. Dan aku membacakannya kepada kalian atas nama Zat yang telah memberi makan kepada leluhur kalian berupa manna dan salwa. Dan aku membacakannya kepada kalian atas nama Zat yang telah membelah lautan untuk bapak-bapak kalian, hingga Allah menyelamatkan kalian dari Fir'aun dan balatentaranya. Akan tetapi beritahukanlah kepadaku, apakah kalian mendapati di dalam kitab yang telah diturunkan Allah kepada kalian, suatu perintah agar kalian beriman kepada Muhammad? Jika kalian tidak mendapatinya di dalam kitab kalian, maka sesungguhnya tidak ada paksaan bagi kalian. Sesungguhnya telah jelas antara jalan yang benar dari jalan yang sesat. Dan aku menyeru kalian (beriman) kepada Allah dan kepada nabi-Nya.

Surat baginda Rasulullah SAW ter-sebut, sekalipun singkat, namun padat berisi. Pelajaran yang bisa kita ambil darinya antara lain sebagai berikut:

Pertama, Rasulullah SAW, menyebut diri beliau sebagai rasul utusan Allah, bukan surat pribadi beliau, juga sebagai sahabat dan saudara Musa, utusan Allah yang diutus kepada kaum Yahudi. Ini merupakan teknik pendekatan yang ma-nis untuk menghilangkan gap psikologis.

Kedua, Rasulullah SAW menyam-paikan wahyu Al Quran yang beliau terima yang menjelaskan perihal beliau yang sudah pernah dimuat dalam Kitab Suci Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa, yakni kitab suci kaum Yahudi. Ini juga cara pendekatan yang manis seka-ligus argumentasi yang kuat, bahwa kerasulan beliau SAW sudah disebut-sebut dalam kita suci yang diyakini kaum Yahudi, sehingga menjadi aneh dan tidak masuk akal kalau kaum Yahudi menolak-nya. Oleh karena itu, dalam suatu ayat Allah SWT menyatakan agar kaum Yahudi janganlah menjadi orang yang pertama-tama kafir kepada Rasulullah SAW.

Ketiga, Rasulullah beliau me-nyampaikan surat dakwah kepada kaum Yahudi tersebut dengan menyinggung-nyinggung bahwa itu atas nama Zat yang telah memberikan makanan manna wa salwa serta menyelamatkan lelu-hur mereka dari pasukan Fir'aun dengan membelah laut. Ini juga teknik argumentasi historis, bah-wa sebenarnya mereka lebih layak menerima dakwah tersebut dari-pada kaum yang lain karena ada akar historis antara kitab suci yang dibawa Muhammad SAW dengan kita suci mereka, dan keberadaan Muhammad SAW dengan Nabi Musa dan leluhur mereka.

Keempat, namun Rasulullah SAW tetap menghormati mereka sebagai manusia yang merdeka agar mengambil keputusan sendiri setelah berbagai argu-mentasi diberikan. Karena telah jelas nyata perbedaan antara yang haq dan yang batil. Rasulullah SAW tidak memak-sa mereka mengimani Allah dan Rasul-Nya, sekalipun Rasulullah telah menak-lukkan Khaibar dan menerapkan hukum syariah kepada seluruh penduduk Khai-bar.

Kelima, perlu digaris bawahi bahwa surat dakwah Rasulullah SAW yang merupakan diplomasi luhur tersebut menjadi sangat signifikan lantaran didu-kung oleh kekuatan politik negara yang dipimpin oleh Rasulullah SAW, yang sudah sejajar dengan negara Quraisy, membuat mundur pasukan sekutu (Ahzab), dan berhasil mengatasi perma-inan politik Kaum Yahudi lainnya. Dip-lomasi politik tidak pernah efektif jika tidak didukung oleh kekuatan militer dan ekonomi.

Oleh karena itu, jika hari ini umat Islam punya cita-cita untuk menyampai-kan Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin, umat ini harus bersungguh-sungguh memhimpun kekuatan politik untuk mendapatkan otoritas yang mengu-asai ekonomi dan militer dan menge-lolanya sesuai dengan aturan Allah SWT dan contoh teladan dari baginda Rasulul-lah SAW. Wallahua'lam![muhammad al khaththath/www.suara-islam.com]

Tidak ada komentar: